Selasa, 20 Juli 2010

PERTAMA HADIR DINAS (2010/2011)

2 komentar:

  1. Rabu, 1 Agustus 2010
    OBAT PENGHILANG RASA SUNTUK (BAD MOOD)
    Rasa suntuk (bad mood) bisa melanda siapa saja. Ia tidak mengenal batasan umur, tingkat profesi, jenjang pendidikan dan sebagainya sehingga ia dapat menyerang pekerja kantor, ibu rumah tangga, pelajar, buruh bangunan, petani, pembantu rumah tangga, supir angkot, orang dewasa maupun anak-anak. Pendek kata siapa aja bisa terjangkit penyakit ini. Bermacam cara yang bisa dilakukan orang untuk mengobati rasa suntuk ini. Ada yang mengobatinya dengan berjalan-jalan atau cuci-mata, ada yang pergi ke tempat hiburan untuk mencari suasana santai, ada yang curhat ke teman, dan yang lainnya.

    Seperti kebanyakan orang, rasa suntuk ini juga sering melanda ku dan biasanya ia kambuh kalau aku sedang merasa bosan terhadap rutinitasku yang itu-itu melulu dari hari ke hari. Setiap hari kejadian yang aku lakukan seperti berulang dan pada akhirnya akan membuat aku merasa jenuh dan timbullah penyakit suntuk ini.

    Seorang temanku yang saat ini sedang berada di India bersamaku yang juga lagi ngejalani S2 nya, punya cara sendiri untuk menghilangkan kesuntukannya. Saat masih di Medan dulu, kota kelahiran ku dan dia, ia biasanya suka jalan kemana aja kalau lagi suntuk, yang penting baginya jangan terus-terusan di rumah, malah kalau bisa keluar satu hari suntuk, dari pagi sampai malam, pulangnya langsung tidur istirahat. Kalau sudah gitu mau suntuk kayak apa juga langsung hilang. Masalahnya di India ini kan kami masih baru, belum tau banyak tempat, dan kalau pun tau, perginya harus naik bajaj yang ongkosnya lumayan mahal (maklum anak kost, jadi harus hemat), karena belum tau trayek bus yang agak pusing dihapal karena terlalu banyak, juga masih agak 'serem' kalau harus jalan sendiri, akhirnya bukan rasa suntuknya hilang, malah jadi tambah parah.

    Beruntunglah aku karena aku tidak harus susah seperti temanku itu. Kalau lagi suntuk, aku malah memilih memasak apa saja untuk menghilangkan rasa suntukku. Jadi kalau suntuk aku langsung belanja kepasar(kebetulan dekat dengan tempat kost jadi tinggal jalan kaki), ke dapur, lalu masak. Habis masak tepon semua teman untuk makan bareng, saat makan bareng sekali-kali bercanda, tertawa rame-rame, makan siap suntuknya juga lenyap. Dan alhamdulillahnya lagi, kata teman-teman ku masakan ku lumayan enak, sehingga mereka suka bercanda dengan mengatakan bahwa aku 'makin cantik' kalau lagi suntuk. Maksudnya agar aku masak lagi gitu! Ya, namanya juga teman, ada aja caranya untuk menghibur hati teman lain yang lagi suntuk.

    Mengapa aku memilih memasak sebagai obat penghilang rasa suntukku? Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan oleh teman-teman ku. Kata mereka aneh karena masak itu menurut mereka malah membuat kita bisa lebih suntuk lagi. Harus belanja, racik-racik, nungguin sampai matang makanannya, belum lagi kalau harus giling cabe yang lumayan pedas, dan sebagainya-sebagainya. Aku menjawab dengan singkat bahwa kalau memasak itu, aku biasanya melakukannya dengan senang hati, sambil nyanyi-nyanyi, kadang pakek joget dikit, lalu kalau uda siap dan masakannya dibilang enak, waduh rasanya senang banget. Jadi lupalah aku sama rasa suntuk ku.

    Lagi pula suntuk juga enggak ada manfaatnya, jadi lebig baik masak, dengan bahan dasar 'rasa suntuk', diolah, lalu dimakan. Hilanglah rasa suntuk itu dan mudah-mudahan menjadi darah daging buat ku. Moto ku untuk menghilangkan rasa suntuk adalah "If you are in a bad mood, let's 'cook' it and eat it up, okey!"

    BalasHapus

Pengikut